Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran yang memprotes penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013 di Brasil. Pengunjuk rasa marah dengan jumlah uang yang dihabiskan untuk pagelaran Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia tahun depan. Mereka mencoba menerobos barikade polisi di luar Stadion Maracana sebelum kick-off antara Italia vs. Meksiko yang dimenangi oleh Azzuri dengan skor 2-1 itu.
Menurut laporan media lokal, ada sekitar 600 orang yang terlibat dalam unjuk rasa tersebut. Selain memrotes biaya penyelenggaraan Piala Dunia, pemrotes juga marah terhadap pemerintah Rio de Janeiro yang menaikkan tarif transportasi umum, seperti ditulis The Independent, Senin, 17 Juni 2013.
Itu adalah unjuk rasa kedua dalam dua hari pertama Piala Konfederasi 2013 di Brasil. Sebelum pertandingan pembukaan antara Brasil vs. Jepang, Minggu, 15 Juni dinihari kemarin, ratusan demonstran berkumpul di luar Estadio Nacional de Brasilia. Lebih dari 30 orang terluka dan 22 pengunjuk rasa ditangkap.
Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan 500 demonstran itu. Di dalam Estadio Nacional de Brasilia itu, Presiden Brasil Dilma Roussef dan Presiden FIFA Sepp Blatter mendapat cemoohan dari 67.000 penonton.
Sehari sebelum pembukaan Piala Konfederasi 2013, unjuk rasa serupa juga meledak di Sao Paulo, satu kota di Brasil yang tidak menjadi penyelenggara Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014. Demonstran yang diorganisasi oleh kelompok-kelompok lokal itu mengeluhkan biaya yang berlebihan dari pemerintah untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2014.
Unjuk rasa meledak di kota-kota penyelenggara Piala Konfederasi 2013. Warga Brasil sebagian besar mengusung protes yang mengecam pengeluaran jumbo pemerintah untuk persiapan Piala Dunia 2014 sehingga menimbulkan krisis dalam negeri. Salah satu akibatnya, tarif transportasi mengalami penaikan sebesar 10 persen.