Konon, Benfica dulu pernah berjaya ketika berada dalam genggaman tangan dingin pelatih eksentrik Bela Guttmann. Pelatih yang sukses membawa trofi kembar Liga Eropa musim 60/61 dan 62/63 ini akhirnya di depak keluar dari Benfica.

Kekecewaan akhirnya muncul, Guttmann kemudian menyumpahi Benfica sesaat sebelum ia keluar dari klub berjuluk As Aguias ini. “Benfica takkan menjadi kampiun Eropa hingga 100 tahun lamanya,” begitulah bunyi sumpah tersebut kira-kira.

Tak bisa dinilai arti sebuah sumpah sebenarnya. Bagaimana keampuhan dan kekuatannya juga sangat sulit untuk dikenali di kehidupan sehari-hari. Namun bukti saat ini menunjukkan, dalam 50 tahun belakangan Benfica tak sekalipun menjadi raja Eropa.

Bahkan, dengan enam kesempatan menjadi peserta dalam partai pemuncak, Benfica tetap tak pernah membawa pulang trofi terbaik liga Eropa tersebut ke lemari koleksinya. Tercatat, sejak 1963, 1965, 1968, 1983, 1980, dan 1988. Tak semuanya dimenangi.

Kontan, sisa masa kutukan dari sumpah Guttmann masih menyimpan sisa sebanyak 50 tahun lagi untuk dilewati oleh skuad Benfica. Namun, bomber Oscar Cardozo sangat yakin, kutukan tersebut tak memiliki kekuatan apapun pada tim.

“Saya sudah pernah mendengar soal kutukan Guttmann. Akan tetapi, kami akan tetap bertarung untuk membawa pulang trofi liga Eropa,” tuturnya kepada Mais Futebol.

Striker berjuluk Tacuara ini juga berkali-kali menjadi penentu pada tiap partai Benfica. Sebuah gol apik disarangkan ke Leverkusen. Lalu, dua gol untuk Bordeaux dan dua gol lagi untuk Fenerbahce cukup menjadi modal menolak bala Guttmann di Benfica.

Tak hanya itu, insting predator pria berusia 29 tahun ini juga sangat luar biasa. Ia sudah membukukan 105 gol dari 157 pertandingan yang sudah ia jalani di Primeira Liga Portugal. Ditambah lagi, dengan 10 gol koleksinya di Liga Champion menjadikannya sebagai sosok beringas yang harus diwaspadai Chelsea di partai final nanti.