Cristiano Ronaldo kemungkinan besar akan menempati posisi mirip dengan Lionel Messi dalam Real Madrid era Carlo Ancelotti. CR7 memang tidak akan murni menjadi penyerang tengah, tapi ia menjadi target-man Los Blancos sejak musim ini.
Selama masa kepelatihan Manuel Pellegrini dan Jose Mourinho, Cristiano Ronaldo ditempatkan sebagai sayap kiri dalam formasi 4-2-3-1. Perbedaannya, di masa The Special One, cakupan daerah Ronaldo semakin meluas dan ini berpengaruh besar pada koleksi golnya yang terus stabil di atas angka 50 per musimnya.
Menyadari naluri gol Cristiano Ronaldo yang luar biasa, Carlo Ancelotti bisa mencoba beberapa alternatif. Pertama, memasangnya sebagai penyerang murni jika Karim Benzema cedera atau bermasalah. Atau, bermain sebagai salah satu dari dua gelandang serang dalam skema yang sama, 4-3-2-1. Dari dua alternatif ini, peran CR7 ibarat Lionel Messi, menjadi senjata pamungkas untuk menuai gol-gol demi Real Madrid.
Perbedaannya, dalam skema Barcelona, Lionel Messi menjadi Nomor 9 Palsu. Posisi yang membuat para penyerang sedikit lebih melebar dan melayani kehausan gol Leo. Sementara, meski sama-sama menjadi ujung pangkal serangan, CR7 tetap saja memiliki seorang Karim Benzema di depannya.
Tak kalah penting, peran Cristiano Ronaldo ketika Real Madrid tertekan atau bertahan, akan sedikit berkurang. Jika Jose Mourinho juga menugasi Ronaldo untuk menjadi orang pertama yang menahan gempuran bek kanan lawan, maka lain ceritanya dengan Carlo Ancelotti. Ketika bertahan, Madrid akan memakai formasi 4-4-1-1, dan dengan diletakkan sebagai ‘penghubung’ gelandang dan striker, CR7 tak perlu lagi repot-repot membantu pertahanan Los Blancos.