Ada sesuatu yang baru dari Federasi Sepak bola Burundi, Lydia Nsekera terpilih sebagai perempuan pertama yang menjabat anggota Komite Eksekutif Federasi Sepak bola Internasional (FIFA). Lydia Nsekeraterpilih setelah mengalahkan beberapa pesaing seperti Moya Dodd dari Australia dan Sonie Bien-Aime asal Kepulauan Turks dan Caicos.
Perempuan 46 tahun yang juga menjabat anggota Komite Olimpiade Internasional itu mengumpulkan 95 suara, atau unggul 25 suara dari Dodd yang berada di posisi kedua. Adapun Sonia di posisi ketiga dengan hanya 38 suara. Semula terdapat empat calon perempuan yang memperebutkan posisi tersebut, namun seorang di antaranya, yaitu Paula Kearns asal Selandia Baru mengundurkan diri jelang pemilihan.
Setelah terpilih Lydia Nsekera mengatakan bahwa, dengan terpilihnya dia di posisi ini, ia ingin meningkatkan kesadaran perempuan sehingga mereka berani maju dan terpilih sebagai pemimpin dalam suatu organisasi penting.
Semejak di bentuk pada tahun 1904, FIFA selama ini memang dikenal sebagai organisasi “kolot” dan lamban dalam menjalankan reformasi organisasi. Bahkan jelang pemilihan anggota komeks, Presiden FIFA Joseph Blatter mengeluarkan pernyataan kontroversial yang memojokkan kaum perempuan. Ia mengatakan, bicaralah, ladies! Kalian biasanya hanya berbicara di rumah, tapi sekarang kalian bisa bersuara di sini (FIFA) dan kemudian disambut kritik pelbagai pihak.
Bukan sampai disitu saja,berdasarkan hasil pengumuman Nsekera sebagai pemenang, pria Swiss itu pun kemudian mengatakan “good and good-looking”. Hal itu dimaksud untuk membandingkan Nsekera yang berasal dari Burundi dan berkulit gelap dengan Moya Dodd yang berasal dari Australia dan berkulit putih.