Kasus rasisme kembali menimpa AC Milan dengan Kevin Constant sebagai korbannya. Kasus tersebut terjadi saat AC Milan bertemu Sassuolo dalam laga Trofeo TIM. Mantan striker I Rossonerri, Filippo Inzaghi turut bicara mengenai kasus tidak terhormat ini. Menurutnya, jika terjadi rasisme ada baiknya pengadil lapangan menghentikan pertandingan.
Inzaghi turut prihatin dengan rasis yang kembali terjadi di lapangan sepak bola. Ironisnya, lagi-lagi sepak bola Italia yang turut terbawa dalam kasus satu ini. Sebelumnya, sudah ada Kevin-Prince Boateng serta Mario Balotelli yang juga mendapat teriakan rasis dalam sebuah pertandingan. Kini, satu pemain AC Milan kembali menjadi korbannya.
Bagi Inzaghi, pengadil lapangan harus bertindak tegas. Hentikan pertandingan, itu adalah sikap yang pas jika terjadi rasisme. Sementara bagi pemain, meninggalkan lapangan bukanlah langkah yang bijak. Walkout bukanlah langkah yang harus dibenarkan.
“Abaikan saja (rasisme tersebut), itu adalah satu-satunya solusi,” buka Inzaghi seperti dilansir Gazzetta dello Sport.
Apa alasan yang mendasari pendapat Inzaghi ini?
“Kita tidak boleh terlihat rapuh di hadapan mereka, kita semua tidak setuju dengan tindakan tersebut. Jika seluruh stadion yang melakukan pelecehan rasial, maka menghentikan pertandingan adalah pilihan yang tepat. Jika tidak, maka kita hanya perlu menutup telinga dan fokus terhadap permainan,” lanjut pemain yang juga pernah merumput untuk Juventus itu.
Dalam Trofeo TIM kali ini, Juventus dan AC Milan dipaksa gigit jari oleh Sossuolo. Klub yang bermarkas di Stadio Alberto Braglia, Modena, Italia ini memenangi Trofeo TIM setelah mengalahkan AC Milan dengan skor 2-1. Berikut hasil lengkap kompetisi singkat tersebut:
Milan 7-6 Juventus (Berakhir dengan adu penalti)
Juventus 4-3 Sassuolo (Berakhir dengan adu penalti)
Sassuolo 2-1 Milan