Jose Mourinho pernah berniat menangani Barcelona sebelum era Pep Guardiola. Demikian yang dicetuskan mantan presiden Joan Laporta yang untuk kesekian kalinya mengkritik kebijakan Sandro Rosell dan memperingatkan peluang pecahnya Barca karena Neymar.
Dalam wawancara dengan El Pais, sosok kontroversial ini menyebutkan, “Jose Mourinho ingin datang ke Barcelona (setelah era Frank Rijkaard). Tapi, keadaan saat itu tidak mungkin karena kami sudah menunjuk Pep Guardiola sebagai pelatih.”
Tidak hanya mengenang memori bersama klub yang pernah dipimpinnya, Laporta memprediksi bahwa kedatangan Neymar akan mendatangkan banyak risiko. Namun, bukan risiko perpecahan di lapangan, melainkan masalah di luar lapangan.
“Neymar memiliki talenta luar biasa. Saya suka caranya (merendah) dengan menekankan dirinya hadir untuk membantu tim dan Leo Messi. Jika saya menempatkan diri pada sudut Leo Messi, saya tidak akan pernah suka jika ada kemungkinan seseorang mencuri perhatian (yang selama ini tercurah pada saya). Risiko kehadiran Neymar adalah, masalah di luar lapangan,” cetus Laporta.
Bertepatan dengan ucapan sang mantan presiden, Leo Messi tengah mengupayakan agar gajinya naik, setelah menyadari bahwa Neymar saat ini menjadi salah satu pemain berbayaran termahal di Camp Nou.
Laporta juga masih menyerang Sandro Rosell. Baginya para petinggi Barcelona saat ini, “terlalu banyak menciptakan gesekan dan kebencian. Mereka berlaku layaknya bocah, bukan orang dewasa.”
