Brazil berhasil menjuarai Piala Konfederasi 2013 setelah menaklukkan Spanyol 3-0. Namun, ada bayang-bayang ketakutan bahwa mereka tidak akan mampu menjadi yang terbaik di Piala Dunia 2014. Neymar cs. bisa saja terkena kutukan Piala Konfederasi.
Sepanjang gelaran turnamen tersebut, bahkan sejak bernama Piala Raja Fahd pada 1993, belum pernah ada satu negara pun, yang sukses mengawinkan gelar juara turnamen dengan Piala Dunia. Ini dimulai dari keberhasilan Argentina di 1993. Namun, setahun berikutnya, di Amerika Serikat, Brazil yang berhasil menjadi kampiun dunia.
Denmark (1995) dan Brazil (1997) juga mengikuti jejak tim tango. Mereka tumbang di Piala Dunia 1998 dan menyaksikan tuan rumah Prancis menjadi yang terbaik di negeri sendiri. Bahkan ketika itu, Ayam Jantan memukul tim samba 3-0 di partai puncak.
Meksiko (1999) dan Prancis (2001) menjadi juara Piala Konfederasi. Namun, dalam gelaran Piala Dunia Jepang/Korea Selatan, Brazillah yang berhasil meraih gelar kelima dengan menaklukkan Jerman 2-0.
Lalu, lagi-lagi Prancis (2003) dan Brazil (2005) sukses. Tapi, Piala Dunia 2006 di Jerman lebih memilih Italia sebagai jawara setelah membekap Les Bleus dalam drama adu penalti; setelah pengusiran Zinedine Zidane.
Terakhir, Brazil merebut Piala Konfederasi 2009. Namun, nasib mereka setahun kemudian cukup buruk. Di final, hanya ada nama Spanyol dan Belanda. Lalu, dimulailah kekuasaan La Furia Roja di dunia.
Kini, masihkah kutukan menjalar bagi tim samba? Setahun berselang, di tanah sendiri, Neymar dkk. akan berusaha melenyapkan tradisi kutukan yang seakan tidak terputus ini.