Dalam sejarah kepelatihan Sir Alex Ferguson, tak sekalipun ia terlibat cekcok dengan para pemain hingga merusak hubungan. Ia selalu berhasil menjaga ritme permainan tim dan rotasi di dalamnya dengan sangat baik dan apik.

Ia menyebut, diantara banyak faktor tersebut adalah kestabilan posisi dirinya sebagai pelatih MU selama lebih satu dekade ini. Fergie menyebut, dirinya sangat beruntung. Sebab, selama masa awal ia melatih, belum ada penerapan melatih hanya setahun.

“Saya beruntung sebab waktu selalu memihak kepada saya. Tak pernah ada yang bisa mengatakan kepada saya bahwa saya hanya diberikan waktu semusim untuk melatih, dan ini luar biasa bagi karir saya,” terangnya melalui situs BBC.

Oleh karena hal yang ia alami tersebut, Fergie kemudian melakukan penerapan pola kestabilan posisi yang sama kepada staff dan manajemennya. Baginya, kontinuitas staff dan pendukung lainnya menjadi faktor penting dan menentukan kinerja sebuah tim.

“Saya telah bekerja dengan banyak orang disini. Mulai dari pencari bakat, pelatih dan yang lain telah lama bekerja bersama saya. Bahkan, saya telah bekerja dengan fisioterapis klub selama 20 tahun. Faktor inilah yang ingin saya bangun kepada para pemain untuk bermain lama bersama kami,” tuturnya panjang.

Terkadang, siklus pergantian pemain baik di dalam lapangan ataupun di luar lapangan sangat berpengaruh terhadap kinerja permainan tim. Namun, Fergie menemukan cara agar hal tersebut bisa dilakukan tanpa mengganggu ritme dan kestabilan performa para pemain lainnya.

Semisal, Dany Wellbeck yang baru berusia 22 tahun dan telah masuk ke dalam tim inti MU sejak musim 2008/2009. Dengan kesempatan yang diberikan Fergie, bisa berpengaruh terhadap permainan Wellbeck di timnas Inggris. Hingga kini, ia sudah bermain sebanyak 16 kali untuk timnas berjuluk The Three Lions ini.

“Saya percaya bahwa Moyes akan terus melanjutkan apa yang sudah saya kerjakan. Ia bahkan berkomitmen untuk memberikan peluang bermain yang besar bagi para pemain muda MU,” pungkasnya.