Liga Italia Serie-A harus kembali kehilangan salah satu pemain pentingnya. Adalah gelandang AS Roma, Simone Perrotta, yang memutuskan untuk pensiun dari dunia sepakbola setelah melalui karier profesionalnya selama 18 tahun. Perrotta pun pensiun dengan membawa gelar yang tak bisa diremehkan karena ia adalah tokoh sentral dibalik suksesnya Italia menjuarai Piala Dunia 2006 silam.
Perrotta mengawali kariernya di Reggina pada 1995-1998. Disana ia bermain 77 kali dan mencetak satu gol sebelum Juventus datang untuk mengajaknya bergabung. Sial bagi Perrotta muda, keberadaan Antonio Conte, Zinedine Zidane, dan Didier Deschamps waktu itu membuatnya tersisih dan hanya bermain lima kali bagi Juve. Bari lantas menjadi pelabuhan berikutnya.
Di Stadio San Nicola, Perrotta kembali menemukan tajinya. Gelandang yang terkenal selalu ngotot ini mencatatkan 56 kali bermain dan satu gol dalam dua musim bersama Bari. Setelahnya, ia hijrah ke Chievo Verona dan bertahan tiga musim disana, dengan catatan 95 main dan enam gol.
Performa beringasnya di Chievo membuat AS Roma kepincut. Jadilah Perrotta kemudian hijrah ke ibukota dan menjadi andalan disana. Terlebih saat Roma dilatih oleh Luciano Spalletti. Bersama Francesco Totti, Daniele De Rossi, Amantino Mancini, dan Rodrigo Taddei, Perrotta menjadi tumpuan permainan Il Lupi saat itu.
Musim 2004-2012 menjadi masa-masa yang indah bagi Perrotta. Berbeda dalam semusim lalu dimana posisinya semakin tergusur karena kedatangan para pemain muda berbakat ke Roma. Tercatat Perrotta hanya bermain 16 kali musim lalu, jumlah paling sedikit selama ia berkostum Roma, dan hanya menyumbang dua gol.
Meski demikian, Perrotta mengaku bangga bisa pensiun sebagai pemain Roma. Pria berusia 35 tahun itu mengaku tak bisa melihat dirinya pensiun dengan kostum lain selain kostum Roma.“Saya tidak berpikir akan terus bermain. Saya lebih memilih mengakhiri karier sebagai pemain Roma daripada klub lain. Saya ingin mengakhiri saat-saat bermain sepakbola saya dengan seragam Roma, dan saya pikir ini harus saya lakukan,” jelas pemain yang mengoleksi 246 caps dan 36 gol bagi Roma, yang membuktikan betapa Roma begitu mengandalkannya.
Kontribusi Perrotta juga terlihat bagi Timnas Italia. Ia termasuk dalam skuad Italia U-21 yang memenangi Piala Eropa U-21 pada tahun 2000 silam. Pada gelaran Piala Dunia 2006 lalu, Perrotta selalu dipasang pelatih Marcelo Lippi sejak menit awal dalam tujuh pertandingan yang dimainkan Italia sejak babak grup hingga partai final. Hasilnya memang terbayar manis karena Italia menjadi kampiun meski Perrotta tak mengoleksi gol.Bahkan publik Ashton Under-Lyne, Manchester, tempat Perrotta lahir, mendirikan sebuah patung sebagai penghormatan atas prestasinya bisa meraih gelar sekelas Piala Dunia. Perrotta bersanding dengan dua tokoh setempat lain yang juga pernah mencicipi gelar Piala Dunia. Mereka adalah Jimmy Armfield dan Sir Geoff Hurst yang menjadi juara dunia bersama Inggris pada 1966.
Bicara mengenai masa depannya, Perrotta mengaku bahwa ia ingin bertahan di Roma yang kadung dicintainya. Bisa sebagai staf pelatih atau bagian dari jajaran manajemen Roma.
“Saya akan melanjutkan kisah saya dengan Roma, namun dengan jalan yang berbeda,” pungkasnya.
Grazie per tutti, Simone